
Jacklyn Choppers (Aiptu Zakaria) adalah polisi berpangkat Aiptu anggota Jatanras Polda Metro Jaya yang pernah ditembak 12 kali.
LIPUTANCIKARANG.com- POLDA METRO JAYA- Tingkat kriminal saat ini khusus nya di Jabodetabek semakin nekat dan keji, apalagi di tambah menjelang hari hari besar seperti saat ini menjelang bulan puasa yang akan tiba.
Seperti Media Liputancikarang.com Rangkum bahwa menjelang tahun baru , atau hari raya besar menjelang Ramadan dan Lebaran tingkat kejahatan selalu tinggi, khusus nya di Bekasi .
Begal, Tawuran, Pembobolan Rumah, Pencurian dengan kekerasan, atau kriminal lain selalu tinggi menjelang hari raya besar.
Aiptu Zakaria atau sapaan Jacklyn Choppers memberikan saran kepada warga khususnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya Jabodetabek untuk mencegah dan mengurangi kriminal yang terjadi.
”Mau Lebaran banyak banget kejahatan, mohon bagi masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada, untuk menyimpan barang berharganya, simpan ditempat yg aman”, Ucap Jacklyn Choppers yang di mana di bilang masyarakat Polisi Artis.

Dia pun menambahkan agar tingkat keamanan kewilayahan pun di perketat, seperti Intansi Hukum Resort, Sektor, Pemerintah Daerah, Desa , RT dan RW untuk melakukan keamanan demi masyarakat yang aman tentram.
”ya intinye kudu di tingkat lagi bagi itansi hukum resort,sektor, Pemerintah daerah ,Desa, RW sampe RT dan masyarakat harus berkolaborasi untuk jaga kemananan ini, tingkatkan ronda malem dan jaga sekitar, jangan lengah dan kasih ruang sedikitpun bagi kejahatan, perilaku baek ama sesama jadi patokan selama bulan puasa perketat terus”, Ucap Jack kepada Media Liputancikarang.com.

Jacklyn Choppers atau Aiptu Zakaria adalah polisi berpangkat Aiptu yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Lahir pada 1975, umur atau usia Jacklyn Choppers saat ini adalah 49 tahun.
Ia besar di keluarga polisi Selain ayah, kakeknya juga merupakan seorang polisi.
Dari situ kemudian timbul keinginan menjadi polisi hingga akhirnya mendaftar sebagai polisi di Polda Metro Jaya dan diterima.
Setelah lulus, ia bertugas di reserse.
Dengan gaya nyentrik dan rambut gondrong terurai, anggota Subdit IV Jatanras Ditreskrimsus Polda Metro Jaya itu tak pernah absen mengungkap kasus kejahatan kelas atas.
Pernah di Tembak 12 Kali

Pada tahun 2006, Jeck sempat ditugaskan menangkap komplotan perampok mesin ATM.
“Beberapa itu sudah ditangkap, tapi beberapa masih kabur ke Lampung. Kita kejar ke Lampung, lalu ternyata pelaku ke Bandung, ya kita kejar ke Bandung,” tuturnya.
Hanya berbekal dua jam waktu istirahat, Jeck dan rekan-rekannya yang baru tiba di Lampung segera berangkat ke Bandung untuk mengejar sang perampok.
Ia mendapat informasi bahwa pelaku berada di salah satu pasar tradisional di Kota Bandung.
Saat baru tiba, beberapa anggota kepolisian yang telah terlebih dahulu berada di lokasi mengingatkan Jeck bahwa pelaku membawa senjata api, sehingga harus ekstra hati-hati.Baca Juga Berita Kami :
“Pas di dalam situ dibilang hati-hati. Ternyata, pelaku selain punya senjata (api) juga punya granat,” ujar Jeck.
Dengan informasi yang ia dapatkan, Jeck segera masuk untuk menangkap sang pelaku.
Tak lama setelah masuk, Jeck berhadapan langsung dengan pelaku yang sejak lama telah ia incar.
Pelaku segera mengeluarkan senjata api miliknya dan menembak berkali-kali ke arah Jeck. Jeck masih ingat betul peristiwa penembakan tersebut.
Pasalnya, Jeck tidak pingsan usai dihujani belasan peluru (sekitar 11 atau 12 peluru) di tubuhnya.
Padahal, Jeck tidak sedang mengenakan rompi antipeluru. “Waktu ketembak itu kerasa, enggak pingsan. Ketembak 12 peluru,” ujar Jeck.
Jeck segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Sembilan peluru berhasil dikeluarkan dari tubuhnya. Namun, tiga lainnya hingga kini masih berada di dalam tubuh Jeck.
“Tiga masih ada nih. Buat kenang-kenangan,” candanya.
Setelah itu, Jeck sempat ditawari pindah dari posisinya di Jatanras usai tragedi penembakannya tersebut.
Ia pun sempat bertugas di kantor untuk beberapa bulan.
“Enggak nyampe enam bulan, empat bulanan kayaknya, karena langsung dipindah ke serse lagi,” tuturnya
. Jeck mengaku tidak betah ketika harus menjalani rutinitas di kantor. Ia mengaku lebih kerasan mengungkap kejahatan dan menangkap penjahat langsung dari jalanan.
“Waktu itu ya malah nonton patroli, nonton berita gitu, enggak betah,” ujarnya.
Sejak saat itu, Jeck kembali ke zona nyamannya di Jatanras dan menyatakan tak ingin lagi dipindah.
Ketika ditawarkan untuk pindah ke lokasi ataupun unit lain dengan alasan keamanan, Jeck selalu menolak.
“Jangan pindah. Kalau pindah itu artinya polisi kalah sama penjahat. Enggak boleh kalah!” tegasnya.
Reporter: Edy Setiady
Baca Berita Viral Terkini :