
LIPUTANCIKARANG.com – Nabi Luth AS diutus untuk berdakwah kepada kaum yang memiliki kebiasaan buruk, yakni menyukai sesama jenis dan melampaui batas. Kebiasaan tersebut membuat Allah SWT menurunkan azab-Nya, termasuk kepada istri Nabi Luth AS sendiri.
Kisah Nabi Luth AS beserta istri dan kaumnya diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al Araf ayat 80-84, Hud ayat 69-83, Al Hijr ayat 51-77, Asy Syu’ara ayat 160-175, An Naml ayat 54-58, Al Ankabut ayat 28-35, Ash Shaffat ayat 133-138, Adz Dzariyat ayat 31-37, dan Al Qamar ayat 33-40. Kisah tersebut turut diterangkan dalam sejumlah kitab tafsir, salah satunya Kitab Tafsir Ibnu Katsir.
Kaum Nabi Luth AS bernama kaum Sodom. Disebutkan dalam buku Kisah 25 Nabi dan Rasul karangan Muchtam, kaum Sodom adalah kaum yang menyimpang. Dalam kesehariannya, mereka biasa merampok, menganiaya, dan berbuat jahat.
Selain itu, mereka juga menyukai sesama jenis. Dikatakan, mereka tak segan berbuat kekerasan kepada setiap pendatang yang tidak mau diajak memuaskan nafsunya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman,
اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.” (QS Al A’raf: 81)
Semasa Nabi Luth AS berdakwah, kaum Sodom banyak yang mengingkari apa yang dibawakan olehnya. Termasuk istri Nabi Luth AS sendiri yang tak menghiraukan perintah suaminya.
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Qashash al-Anbiyaa, istri Nabi Luth AS bernama Walihah. Hal ini mengacu pada keterangan yang berasal dari As-Suhaili.
As-Suhaili mengatakan, “Nama istri Luth adalah Walihah, sedangkan nama istri Nuh adalah Waligah.”
Ada pendapat lain yang menyebut bahwa istri Nabi Luth AS bernama Wa’ilah.
Sifat Istri Nabi Luth AS
Salah satu kisah yang membuat istri Nabi Luth AS ikut diazab oleh Allah SWT adalah tatkala ia membocorkan kedatangan tamu Nabi Luth AS yang rupawan di rumahnya kepada kaum Sodom. Tamu tersebut tak lain adalah malaikat utusan Allah SWT.
Ibnu Katsir menerangkan dalam buku kisah nabi karyanya, Nabi Luth AS khawatir tamunya tersebut akan diganggu oleh kaumnya, karena ia tidak pernah melihat seorang pun yang memiliki wajah rupawan seperti mereka.
Meski demikian, Nabi Luth AS tetap menerima kedatangan tamunya. Tidak ada satupun yang mengetahui kedatangan mereka kecuali keluarganya yang ada di rumahnya. Namun, ternyata istri Nabi Luth AS keluar dari rumah dan memberitahukan kepada kaumnya tentang kedatangan para tamu tersebut.
Menurut penafsiran Ibnu Katsir, istri Nabi Luth AS berkata, “Di rumah kami saat ini sedang menerima beberapa tamu laki-laki yang sangat rupawan, aku tidak pernah melihat seorang pun yang memiliki wajah serupawan itu sebelumnya.”
Usai mendengar kabar tersebut, kaum Sodom pun segera mendatangi kediaman Nabi Luth AS untuk membuktikan kebenarannya.
Istri Nabi Luth AS Ikut Diazab
Para malaikat yang mendatangi rumah Nabi Luth AS menyampaikan perintah agar Nabi Luth AS keluar dari negeri tersebut dengan membawa keluarganya pada malam hari. Dikatakan, Nabi Luth AS dan keluarganya diminta untuk tidak menoleh ke belakang ketika azab itu turun kepada kaumnya.
Namun, istri Nabi Luth AS justru menoleh ke belakang dan merasakan azab bersama kaum Luth yang lain. Demikian menurut penafsiran Ibnu Katsir terhadap surah Al Hijr ayat 65.
Kisah Istri Fir’aun ‘Asiyah’ Yang di Jamin Masuk Surga
Firaun zaman Nabi Musa AS sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an terkenal kufur, arogan, tak adil, bahkan mengaku dirinya Tuhan. Siapa sangka, istri Firaun ternyata termasuk wanita yang dijamin masuk surga.
Istri Firaun yang dijamin masuk surga bernama Asiyah binti Muzahim. Ia termasuk wanita yang beriman sebagaimana Allah SWT berfirman,
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ ١١
Artinya: “Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (QS At Tahrim: 11)
Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, melalui ayat di atas, Allah SWT membuat perumpamaan bahwa pergaulan kaum mukmin (istri Firaun) dengan orang kafir tidak membahayakan baginya. Sebab, istri Firaun selalu taat kepada Tuhannya, meskipun suaminya adalah orang yang kafir dan melampaui batas di antara penduduk bumi.
Asiyah, istri Firaun yang dijamin masuk surga ini adalah wanita yang menemukan dan merawat bayi Nabi Musa AS yang kala itu dihanyutkan oleh ibunya karena Firaun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir pada waktu itu.
Melansir buku Wanita-wanita yang Diabadikan dalam Al-Qur’an oleh Maryam Kinanthi Nareswari, suatu hari, ketika Asiyah sedang bersantai di pinggiran Sungai Nil, ia menyaksikan suatu benda terapung-apung. Ia pun mengutus salah seorang dayangnya untuk mengambil benda itu.
Asiyah kemudian membukanya sendiri. Ia pun terkejut ketika benda tersebut berisi seorang bayi laki-laki. Asiyah pun hendak membawa bayi itu ke hadapan Firaun. Kisah ini turut disebutkan dalam firman Allah SWT,
وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ٩
Artinya: “Istri Firʻaun berkata (kepadanya), “(Anak ini) adalah penyejuk hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia memberi manfaat bagi kita atau kita mengambilnya sebagai anak.” Mereka tidak menyadari (bahwa anak itulah, Musa, yang kelak menjadi sebab kebinasaan mereka).” (QS Al Qasas 9)
Ketika Firaun melihat bayi yang dibawa istrinya itu, ia hendak membunuhnya. Hal ini lantaran Firaun menganggap bayi tersebut adalah anak bani Israil. Maka berdebatlah Asiyah binti Muzahim dengan suaminya soal anak tersebut. Aisyah berupaya untuk membuat suaminya mencintai anak tersebut.
Asiyah berkata, “Dia merupakan biji mata (buah hati) bagiku dan bagimu.” Kemudian, Fir’aun menjawab, “memang benar bagimu. Namun tidak bagiku.”
Asiyah bermaksud mengangkat Musa sebagai anaknya karena ia tidak memiliki anak dari Firaun. Dijelaskan, Asiyah tidak mengetahui tujuan Allah SWT dari pengangkatan tersebut mengandung hikmah yang besar dan hujjah yang baik dalam hal tersebut.
Tetapi, tetap Firaun tetap teguh akan membunuh setiap bayi laki-laki yang terlahir. Asiyah tidak henti-hentinya untuk merayu Firaun, hingga akhirnya permintaan tersebut dikabulkan. Bayi tersebut dinamai Musa.
Asiyah merasa bingung ketika ia mencari seorang perempuan yang bisa menyusui Musa. Musa selalu menolak perempuan yang hendak untu menyusuinya. Tetapi, ketika Musa hendak dihanyutkan ke sungai, diam-diam saudaranya mengikuti ke mana bayi itu hanyut.
Setelah saudaranya mengetahui bahwa Musa diambil oleh istri raja Firaun, ia pun berani untuk menawarkan dirinya untuk mempertemukan seorang perempuan yang bisa menyusui Musa.
Lantas, perempuan tersebut datang ke istana Firaun untuk menyusui Musa. Musa pun langsung menyusunya. Aisyah pun sangat gembira melihatnya. Ketika Musa dewasa, Allah SWT menganugerahkan lmu dan fisik yang kuat. Seluruh penghuni istana amat menyukai Musa.
Ketika Musa berlari meninggalkan Mesir, Asiyah pun mengikutinya, ia rela meninggalkan istananya untuk beriman kepada Allah SWT. Berimannya Asiyah kepada Allah SWT dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surah at-Tahrim ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ
Artinya: “Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Ketika Firaun mengetahui bahwa istrinya telah memeluk Islam, Firaun pun memerintahkan agar istrinya dibunuh dengan diberikan siksaan yang kejam. Di tengah penyiksaan tersebut, Firaun membujuk agar istrinya meninggalkan Islam. Tetapi, Asiyah tetap teguh hatinya untuk memeluk Islam.
Berkat keimanan, keteguhan, dan ketakutan Asiyah pada Allah SWT, Asiyah pun patut untuk menjadi teladan bagi kaum mukmin yang selalu taat kepada Allah SWT.
Keutamaan Asiyah binti Muzahim, Istri Firaun yang Dijamin Masuk Surga
Melansir buku 10 Wanita Ahli Surga oleh Musthafa Murad, Asiyah, istri Firaun yang dijamin masuk surga ini memiliki keutamaan sebagai berikut:
- Teladan terbaik bagi istri-istri Nabi Muhammad SAW dan perempuan utama di surga.
- Perempuan yang mampu mengguncangkan singgasana orang kafir dan istana para pemuja berhala yang musyrik.
- Kedudukannya disejajarkan dengan Maryam, yaitu pemimpin kaum perempuan bani Israil.
- Memiliki keimanan yang sangat kuat, persaudaraan yang kokoh, dan wawasan yang luas.
Editor : Edy Setiady
Baca Juga Berita Kami : Warga Kabupaten Bekasi Menjerit : “Jalan di Kabupaten Bekasi Sudah Rusak Parah Termasuk di Area Jalan Raya Pantura”.