
LIPUTANCIKARANG.com – BEKASI, JAWA BARAT – Prabowo Subiantomenggagas Program Sekolah Rakyat sebagai langkah nyata untuk memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan. Program ini dirancang khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang selama ini belum mendapat akses pendidikan layak.
Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari kelompok desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu mereka yang berada dalam kondisi ekonomi paling rentan. Data Kemendikbud 2024 mencatat masih ada 4,6 juta anak di Indonesia yang putus sekolah karena tekanan ekonomi.
Hingga pertengahan 2025, pemerintah telah menyiapkan 53 titik Sekolah Rakyat di berbagai wilayah seperti Jawa Timur, NTT, Papua, dan Kalimantan. Biaya pendidikan di Sekolah Rakyat ditanggung negara, termasuk kebutuhan makan, tempat tinggal, dan sarana belajar yang memadai.
Seperti yang tampak di sekolah rakyat yang berada di Bekasi. Fasilitas yang disediakan disana tak kalah dengan sekolah-sekolah elite.
1. Sekolah ini adalah Sekolah Rakyat Menengah Atas 13 yang berlokasi di Kota Bekasi dan menjadi salah satu proyek percontohan program.

2. Tersedia asrama yang terpisah antara putra dan putri, menciptakan lingkungan belajar yang tertib dan aman.




3. Ruang makan pun disediakan terpisah untuk laki-laki dan perempuan agar tetap menjaga kenyamanan bersama.


4. Fasilitas belajarnya juga lengkap, termasuk lima laboratorium aktif yang mendukung pembelajaran praktik.

5. Setiap siswa difasilitasi satu unit Tab sebagai penunjang belajar digital di dalam kelas.


6. Proses belajar makin modern dengan penggunaan smartboard di ruang-ruang kelas.

7. Untuk mendukung aktivitas fisik, ada lapangan olahraga multifungsi yang bisa dipakai main sepak bola maupun bulutangkis.

8. Ruang Komputer, Ruang UKS, Dan Laboratorium



10. Standar Makanan Bergizi 4 Sehat 5 Sempurna di Sekolah Rakyat Bekasi, Sangat Lengkap ada Protein, Karbo, Nutrisi, Buah, dan Susu , Makan 3 Kali sehari Gizi di perhatikan (Standar MBG).



Kepala SRMA Bekasi, Lastri Fajarwati, menjelaskan bahwa sekolah ini dirancang sebagai boarding school dengan penekanan pada pembinaan karakter dan keterampilan hidup.
“Selama masa belajar, siswa akan tinggal di asrama. Pembelajaran dimulai dengan MPLS selama sepekan, lalu dilanjutkan dengan kurikulum nasional yang diperkaya pendidikan karakter dan pelatihan vokasional,” jelas Lastri.
Menurutnya, selain mata pelajaran umum, siswa pun mendapatkan pelatihan tentang tata krama, manajemen waktu, dan keterampilan praktis lainnya sebagai bekal hidup mandiri.
“SRMA hadir untuk mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh, mandiri, dan beretika,” tandasnya.

